Wisata Pedesaan (4): “Nikmatnya Ikan Bakar, Cobek Belut dan Sate Siput”

Oleh Tarjum Sahmad.



Saat anda istirahat di gubuk sawah sambil terkantuk-kantuk, saya akan membersihkan hasil tangkapan anda. Kita lihat hasil tangkapan anda: 3 ekor ikan Betok, 2 ekor ikan Gabus, 4 ekor belut, 12 ekor siput seukuran ibu jari kaki dan 2 butir telur bebek.

Kita bersihkan dulu ikan dan belutnya. Siput diambil isinya dan dibersihkan. Selanjutnya kita siapkan peralatan masak dan bumbu-bumbu. Siapkan satu tusukan bambu untuk membakar ikan, 3 tusukan kecil untuk sate siput. Bumbu-bumbunya: garam, bawang merah, cabai rawit, lada, kecap dan penyedap rasa. Selanjutnya kita nyalakan api menggunakan kayu bakar, untuk membakar ikan, belut, siput dan telur.

Sekarang semuanya sudah siap. Saya akan mulai memasak, kalau anda mau bantu silakan.


Ikan yang sudah dimasukkan ke dalam tusuk bambu dan siput yang sudah ditusuk sate, kita panggang di atas bara api sampai matang. Belutnya kita langsung masukin aja ke bara api, bakar sampai matang.

Nah, kalau telur bebek, sebelum dibakar kita bungkus dulu dengan lumpur sawah yang agak liat dan kering dengan ketebalan sekitar setengah cm. Setelah dibungkus rapat baru telurnya kita bakar. Kalau lumpur pembalutnya sudah tampak kering dan gosong, berarti telurnya sudah matang.

Ikan dan belut yang sudah dibakar matang, berwarna kekuningan dan baunya harum, kita angkat dan simpan di atas daun pisang. Sate siput juga tampaknya sudah matang, kita simpan dulu. Sekarang kita buat dulu sambal kecap untuk ikan bakar dan sate siput.

Cabe rawit (Cengek, kata orang Sunda) di potong melintang kecil-kecil. Bawang merah dikupas kulit luarnya dan dipotong melintang kecil-kecil. Aduk potongan cabe rawit dan bawang merah dengan kecap manis, jadi deh sambal kecapnya. Sambal kecap bisa disiramkan di atas ikan bakar dan sate siput atau disajikan terpisah.

Selanjutnya kita buat bumbu cobek belut. Cabe rawit, bawang merah, lada dan garam secukupnya diuleg dalam cobet sampai halus. Tambahkan sedikit air dan penyedap rasa kalau mau, lalu aduk-aduk. Belut yang sudah matang, dibuang kepala dan isi perutnya, potong-potong menjadi 2 atau 3 bagian, lalu masukan ke dalam cobet, aduk sambil sedikit diuleg, jangan terlalu halus. Cobek belut sudah jadi.

Sebagai pelengkap kita cari lalap segarnya. Anda bisa memetik pucuk daun jambu mente yang banyak tumbuh di pinggir sawah. Kacang panjang, mentimun, terong, daun kemangi dan daun pepaya muda. Lalapan segar tadi kita cuci bersih dan siap disajikan.

Oke, semuanya sudah siap. Nasi timbel (nasi yag dibungkus daun pisang), sambal, ikan bakar bumbu sambal kecap, cobek belut, sate siput, telur bakar dan lalap segar sudah terhidang di gubuk sawah.

Rekan-rekan sekalian, ayo rame-rame kita makan lesehan di gubuk sawah. Wuiih...nikmatnya! Pokoknya gak kalah nikmat deh jika dibandingkan dengan makan di restoran wewah atau hotel bintang lima di Jakarta. Makan di tengah-tengah kemewahan suasana alam, sugguh kenikmatan yang tiada tandingannya dan tak terlupakan. Wah, saya jadi lapar beneran nih!

 Salah satu menu makan di gubug sawah : nasi timbel, tumis tahu, goreng belalang, goreng bandeng, goreng ayam, ikan asin dan sambal. Lalap segar: mentimun, kacang panjang dan daun kemangi.


Setelah menikmati hidangan khas para petani di digubuk sawah, saatnya anda istirahat. Anda bisa duduk-duduk santai atau tiduran sambil mendengarkan suara alam dengan belaian angin lembut persawahan yang menyegarkan. Jika anda tak ingin ketinggalan informasi, anda bisa mendengarkan siaran berita dari radio transistor yang biasanya di bawa para petani ke sawah.

Sampai di sini dulu rekan-rekan. Apa yang akan kita lakukan selanjutnya di sawah, nanti kita sambung lagi ceritanya. Pada tulisan berikutnya saya akan mengajak anda menikmati sensasi segarnya mandi di sumur sawah.

0 komentar:

Posting Komentar

ShareThis

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Wisata Subang © 2013 | Template by Blogger Templates Gallery collaboration with Life2Work